Media
Massa dan Pengaruh terhadap Audience
“Televisi
dan Gaya Hidup Hedonisme di Kalangan Remaja”
Dalam
sebuah situs http:id.shvoong.com
dijelaskan pengertian dari media massa adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV.
Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui
proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial).
Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi
dan informasi
Media menampilkan diri
sendiri dengan peranan yang diharapkan, dinamika masyarakat akan terbentuk,
dimana media adalah pesan. Jenis media massa yaitu media yang berorentasi pada
aspek (1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak, (2) pendengaran
(audio) semata-mata (radio, tape recorder), verbal vokal dan (3) pada pendengaran
dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat ferbal visual vokal.
Media massa digunakan
dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah banyak dan bertempat tinggal
jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya
adalah surat kabar, radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam
bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan,
pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunkan media massa
adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu pesan dapat
diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan
informasi, media massa sangat efektif yang dapat mengubah sikap, pendapat dan
prilaku komunikasi.
Media massa adalah
alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat
kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan
jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan
media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak
terbatas .
Media massa memberikan
informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu bekerja dan hasil yang dicapai
atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan
informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri khas
dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah
didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah. Peran
utama yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan adalah sebagai pengetahuan
pertama. Media massa merupakan jenis sumber informasi yang disenangi oleh
petani pada tahap kesadaran dan minat dalam proses adopsi inovasi.
Salah satu media massa
yang sangat popular saat ini adalah televisi. Televisi memberikan pengaruh sosial
yang luar biasa terhadap masyarrakat. Begitu juga dengan kehidupan remaja.
Dalam sebuah blog http://gudangmakalah.blogspot.com dijelaskan bahwa meningkatnya
kenakalan remaja saat ini merupakan salah satu dampak dari media informasi
yaitu program siaran televisi yang dinilai kurang memberikan nilai edukatif
bagi remaja ketimbang nilai amoralnya. Hal ini disebabkan karena industri pertelevisian
kurang memberikan pesan-pesan moral terhadap siaran yang ditampilkan. Dapat
diperhatikan dalam berbagai program televisi seperti pada sinetron-sinetron
maupun reality show yang banyak menayangkan tentang pergaulan bebas remaja
bersifat pornografis, kekerasan, hedonisme dan sebagainya untuk selalu
ditampilkan di layar kaca. Oleh karena program tersebut banyak diminati publik,
khususnya remaja. Sehingga dapat memberikan suatu peluang bisnis bagi pihak
stasiun TV yaitu misalnya berupa banyaknya iklan yang masuk.
Berbagai acara yang
menayangkan tentang pergaulan bebas remaja di kota besar yang sarat akan dunia
gemerlap (dugem). Seperti tayangan remaja dalam mengonsumsi obat-obatan
terlarang, cara berpakaian yang terlalu minim alias kurang bahan / sexy,
goyang-goyangan yang sensual para penyanyi dangdut, kisah percintaan remaja
hingga menimbulkan seks bebas, ucapan-ucapan kasar dengan memaki-maki atau
menghina dan sebagainya. Inilah yang seringkali menjadi contoh tidak baik yang
sering mempengaruhi remaja-remaja yang berada di kota maupun di daerah untuk
mengikuti perilaku tersebut.
Dari tayangan –
tayangan tersebut ada remaja yang hanya sekedar menyaksikan, tapi tidak
terpengaruh mengikutinya. Dan ada juga remaja yang memang gemar menyaksikan dan
terpengaruh untuk mengikuti hal tersebut guna mencari sensasi di lingkungan
pergaulan. Remaja inilah yang paling rawan melakukan berbagai pelanggaran,
karena mereka mudah terpengaruh dan ingin mencari sensasi di lingkungan
pergaulan agar dapat disebut sebagai remaja yang gaul.
Terhadap remaja yang
mudah terpengaruh oleh adegan-adegan tersebut, mengakibatkan mereka selalu
berbuat iseng dalam bergaul atau dalam bentuk kenakalan. Apalagi mereka bergaul
dengan teman yang nakal maka semakin mudah pula mereka terpengaruh. Seperti
nonton film porno karena ketertarikan akan program televisi yang bersifat
sensualitas hingga menimbulkan suatu bentuk penyimpangan dalam bergaul. Serta
cara berpacaran yang sudah melewati batas, hingga menimbulkan seks bebas di
kalangan remaja yang pada akhirnya banyak diantara remaja-remaja yang menikah
di usia muda. Selain itu juga dapat menimbulkan pemerkosaan dan pencabulan di
kalangan remaja.
Begitu banyak masalah
sosial yang disebabkan oleh media televisi terhadap remaja . Hedonisme
merupakan salah satunya.
Archie J brahm dalam
bukunya Filsafat perbandingan menjelaskan pengertian hedonisme disampaikan beberapa
filsuf yunani yang menyatakan bahwa
manusia dari kodratnya mencari keseangan, bahwa perasaan-perasaan senang aalah
baik dan perasaan-perasaan sedih adalah jelek. Hedonisme menyatakan bahwa
tujuan hidup adalah kebahagiaan, atau mencapai kesenangan sebanyak mungkin
(sebesar-besarnya) dengan jerih payah sesedikit mungkin (sekecil-kecilnya)
(Archie J. Brahm:136,2003). Menurut pandangan penulis ada beberapa hal yang
menyebabkan gaya hidup hedonisme dikalangan remaja yaitu iklan dan
infotainment.
Iklan merupakan salah
satu yang menebabkan pola hidup hedonism dikalangan remaja. EB Surbekti
berpendapat dalam bukunya yang berjudul Awas tayangan televisi. “Patut
disayangkan, peran televisi sebagai sarana pendidikan kini telah digeser oleh
tayangan komersial yang kebanyakan lebih mengedepankan pola hidup yang
konsumtif.Televisi memberikan dampak sosial yang luar biasa terhadap
masyarakat. Besarnya dampak sosial siaran televisi menyebabkan televisi
memiliki peran yang demikaian vital terhadap pengembangan karakter masyarakat.
Namun disisi lain, televisi juga harus
mampu mengakomodasi kepentingan pemilik modal yang sarat muatan bisnis dan
tentu saja berorientasi pada keuntungan(SurBakti,Eb:71,2008).
Iklan sebagai salah
satu penyebab gaya hedonism didalam kehidupan remaja ,sebagaimana dijelaskan
dalam sebuah blog http://timurcahaya.multiply.com
. Diakui atau tidak, penopang kehidupan media adalah iklan. apalagi media
televisi. semakin tinggi ratingnya, iklannya juga semakin banyak. di sinilah
media massa akhirnya punya peran dalam menyebarkan rayuan maut pengiklan.
Masyarakat suka dirayu
dan diberi harapan. Harapan yang lebih baik tentunya, lebih indah, dan dalam
arti tertentu lebih berkwalitas. Pintarnya iklan yang memanfaatkan media
adalah....memberikan harapan. Masyarakat menunggu adanya pengharapan semacam
itu.
Praktek ini menanamkan
nilai-nilai hedonis. Apa yang diiklankan sering kali jauh dari fakta. Pemilik
rambut indah yang mengiklankan merk tertentu, belum tentu sebenarnya pengguna
shampoo dengan merk tersebut. Karena iklan, sesuatu yang baru selalu ditunggu.
Seakan-akan, yang baru selalu lebih indah, lebih baik dan yang lama dianggap
kuno. Logika ini disebut sebagai logika mode.
Logika mode merusak ruang publik menjadi panggung pertunjukan. Citra,
berkaitan erat dengan konsumsi. sehingga, sering kali pemirsa dan pembaca
terjebak ketika tidak lagi bisa membedakan mana siaran yang fakta, dan mana
siaran yang iklan.
Infotainment
merupakan penyebab lainnnya dari gaya kehidupan hedionisme dikalangan remaja.
Dalam sebuah situs http://beritasore.com dijelaskan tayangan infotainment dewasa ini
lebih banyak memberi pengaruh negatif bagi masyarakat, khususnya anak-anak dan
remaja, ujar seorang psikolog. “Dengan melihat kasus Ariel yang selama ini
diberitakan, nampaknya infotainment lebih banyak sisi negatif daripada
manfaatnya,” ujar psikolog Rahmadi Hidayatin di Medan, Rabu [04/08] .
Sebagai sumber
informasi mengenai seseorang yang terkenal, memang infotainment menjadi
tayangan yang banyak diminati masyarakat. Ia menjelaskan, tayangan infotainment
masing-masing memiliki sisi positif dan negatif bagi masyarakat luas, sehingga
semua itu bergantung pada informasi yang disampaikan.
Namun, melihat
perkembangan infotainment dewasa ini, tampaknya tayangan-tayangan infotainment
tidak lagi memberi manfaat yang baik untuk masyarakat.
“Kita lihat saja kasus
Ariel yang diekspos infotainment secara besar-besaran. Saya bertanya-tanya,
apakah mereka memikirkan dampaknya secara luas kepada masyarakat,” ujar
Direktur Pelaksana Perkumpulan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Utara itu.
Ia menjelaskan, berbagai pihak yang menayangkan infotainment harus bijak dalam
merilis serta memilah berita-berita yang bermanfaat bagi para penonton.
Selain itu, mereka juga
hendaknya memikirkan dampak tayangan itu terhadap masyarakat luas, khususnya
bagi anak-anak dan remaja. Ia mengaku mendukung fatwa Majelis Ulama Indonesia
yang mengharamkan tayangan infotainment yang mengulas masalah-masalah hubungan
rumah tangga artis.
“Memang ketika kita
masih berada di negara yang menganut norma-norma agama, maka tayangan-tayangan
infotainment yang lebih banyak menceritakan aib seseorang itu perlu dilarang,”
ujarnya.
Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Medan Area, Irna Minauli mengatakan, tayangan-tayangan
infotainment kini memang perlu ditiadakan.Menurut dia, dampak infotainment
hanya cenderung membiasakan masyarakat untuk melihat kesalahan-kesalahan orang
lain, dibandingkan dengan mengintrospeksi diri. “Perilaku yang senantiasa
melihat kesalahan-kesalahan orang lain akan berdampak buruk bagi kepribadian
seseorang,” ujarnya.
Selain pengaruh
tersebut gaya hidup hedonisme juga dipengaruhi oleh Infotainment. Infotainment
yang menayangkan kehidupan glamor selebriti membemberikan doraongan kepada
remaja untuk melakukan hal yang sama. Mereka ingin meniru idolanya, gaya
hidupnya, mode pakaiannya, dan segala hal tentang idolanya. Kemampuan ekonomi
yang tidak mencukupi mendorong remaja-remaja tersebut mencari jalan pintas
untuk memuaskan fantasi kesenangannya yang ia tiru dari selebriti idolanya.
Sehingga mereka terjerumus ke hal-hal yang negatif seperti rela mejual diri mereka, atau menjadi
pengedar narkoba.
Sebuah fenomena
hedonisme di masyarakat kita khususnya dikalangan remaja tidak terlepas dari
tayangan televisi. Beberapa hal yang menyebaban hal tersebut yaitu pengaruh
iklan dan infotainment. Dua hal ini memerikan ruang bagi remaja untuk mendorong
kehidupan remaja mendapatkan suatu kesenangan dengan melakukan usaha yang
sekecil-kecilnya. Pengawasan dan penegrtian orang tua terhadap remaja dapat
diberikan dengan bijakasana agar remaja tidak terjerumus kepada hal-hal
negative sebagai suatu cara pintas untuk impian-impian kesenangan mereka.
Daftar
pustaka
Archie, Brahm. 2003.
Filsafat Perbandingan.Yogyakarta:
Kanisius.
Surbakti, EB. 2008. Awas tayangan televise. elex media
komputindo Jakarta 2008 Drs EB Surbakti, MA
http://timurcahaya.multiply.com/journal/item/322/Etika-Komunikasi-Ketika-Media-Menyebarkan-Nilai-Hedonisme?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem 2 juli 2012
8:56 pm
Sumber:
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2060385-pengertian-media-massa/#ixzz1zY6JveoO 3 juli 2012 4:12 pm
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/03/makalah-pengaruh-siaran-televisi-pada.html 7 Juli 2012 4:02 pm
Keragaman dan kebebasan pilihan bagi konsumen hanya ilusi ketika pasar telah dikuasai para psikopat. Atas nama standar peradaban global, profit menjadi harga mati, sehingga penguasaan atas planet dan people adalah mutlak. Untuk itu segala jenis perusakan bumi dan moral halal dilakukan. Dan tandanya, kini kekuatan politik, media dan ekonomi semakin terpusat pada kepentingan kapitalisme.
ReplyDelete